Selasa, 09 Juni 2009

pembahasan kata dalam logika

PEMBAHASAN KATA


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Logika


















Disusun Oleh :

Solihan


Dosen Pembimbing :

M. Faizin M. Ag





FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2009
KATA PENGANTAR

Banyak keuntungan yang dapat kita peroleh dengan mempelajari Logika, antara lain mempertinggi kemampuan untuk menyatakan gagasan-gagasan secra jelas dan berbobot, meningkatkan ketrampilan menyusun definisi, atas term dan kata-kata, serta memperluas kemampuan untuk merumuskan argumentasi dan memberikan analisisnya secara keritis. Namun, dari semua itu, keuntungan yang paling tinggi bagi kita adalah pengetahuan dan pengakuan bahwa akal budi atau nalar kita dapat kita terapkan pada setiap aspek kehidupan manusia.
Mengingat bahwa perkembangan pengetahuan manusia dewasa ini, terutama yang berhubungan dengan informasi ilmiah, telah melaju kedepan dengan sangat pesatnya, maka kiranya perlu bagi kita untuk mencermati kembali bagaimana sebenarnya kita berfikir, bagaimana kita belajar dan mengerti apa yang kita pelajari, bagaimana kita mencari dan menemukan informasi baru. Ini semua perlu kita teliti sebab semua upaya kita dalam belajar selalu berahir pada upaya menemukan informasi baru tersebut. Disinilah terletak tugas logika.
Pengantar iini dimaksudkan untuk membantu para pembaca makalah ini dalam usaha memahami prinsip-prinsip logis dalam menalar serta menghindarkan diri dari kemungkinan tersesat dalam berfikir dan menalar.
Semoga makalah ini berguna bagi semua orang.

Surabaya, 4 April 2009


Penulis






DAFTAR ISI


Kata Pengantar i
Daftar Is iii
BAB I Latar Belakang 1
BAB II Landasan Teori 3
Pengertian Kata 3
Pembagian Kata 9
Kata Sebagai Predikat 11
Konotasi dan Denotasi serta Batasan-batasannya 12
BAB III Analisi Kritis 14
BAB IV Kesimpulan 16
Daftra Pustaka 19

















BAB I
LATAR BELAKANG

Kita sudah begitu sering berfikir: rasa-rasanya berfikir begitu mudah. Semenjak kecil kita sudah biasa melakukannya. Setiap hari kita berdialog dengan diri kita sendiri, berdialog dengan orang lain, berbicara, menulis, membaca suatu uraian, mengkaji suatu tulisan, mendengarkan penjelasan-penjelasan, dan mencoba menarik apa yang telah kita lihat dan dengarkan. Terus menerus, sering kali hampir tanpa disadari kita menggunakan ungkapan seperti: ini begini itu atau itu. ‘kalau begini, maka begitu’, oleh karena itu, agar dengan demikian, berhubung begini, maka dari itu, dan sebagainya.
Dalam makalah ini dipelajari aturan-aturan atau patokan-patokan yang harus diperhatikan untuk dapat mengerti suatu makna dari kata atau bentuk kalimat. Kita dapat menganalisi suatu jalan pikiran menguji kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dan kepastian yang dapat di capai, sehingga mampu membedakan macam kata-kata. Banyak sesat pikir terjadi karena orang mempergunakan kata-kata yang memiliki sifat equvok. Jika perbedaan arti kata-kata tersebut diterapkan pada kasus-kasus yang berbeda, tidak akan ada permasalahan. Namun, jika kata tersebut kita kacaukan dengan cara mempergunakannya daalam satu konteks dengan makna yang berbeda-beda, disinilah terdapat sesat pikir.
Sesat pikir karena ambiguitas kata atau kalimat terjadi secara sangat “halus”. Banyak kata yang menyebabkan kita mudah tergelincir karena banyak kata yang memiliki rasa dan makna yang berbeda-beda. Untuk menghindari terjadinya sesat pikir tersebut, kita harus dapat mengupayakan agar setiap kata atau kalimat memiliki makna yang tegas dan jelas. Untuk itu kita harus dapat mendifinisikan setiap kata atau term yang kita pergunakan.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemikiran yang penulis uraikan diatas agar dalam pembahasan sekripsi terarah, maka terdapat permasalahan yang perlu dikaji dalam pembahasan ini yakni:
a. Apakah yang dimaksud kata?
b. Apakah pembagian kata ?
c. Bagaimana Kata Sebagai Predikat itu?
d. Apakah Konotasi dan Denotasi serta Batasan-batasannya?
2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan sebenarnya adalah harapan yang ingin dicapai atau diketahui dari penulisan yang dinyatakan dalam pernyataan bukan dalam pertanyaan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan arah pelaksanaan penulisan.
Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui yang dimaksud kata
b. Untuk mengetahui pembagian kata
c. Untuk mengetahui kata sebagai predikat itu
d. Untuk mengetahui konotasi dan denotasi serta batasan-batasannya
3. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu:
a. Dapat digunakan dalam pemahaman kata dalam Logika
b. Dapat digunakan bahan pertimbangan bagi para mahasiswa lain yang membahas dan meneliti masalah yang sama.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kata
Berpikir terjadi dengan menggunakan kata-kata akal budi. Kita menggunakan kata-kata, kalau kita mau menyatakan apa yang kita pikirkan. Karena itu kata adalah tanda lahiriah (ucapan suara yang diartikulasikan atau tanda yang tertulis) untuk menyatakan pengertian dan barangnya.
Dengan ini jelaslah kiranya bahwa obyek logika disini hanyalah bunyi-bunyi atau tanda-tanda yang berarti (kata-kata yang merupakan tanda atau pernyataan pikiran atau sesuatu yang dinyatakan dengan pengertian).
Akal manusia apabila menangkap sesuatu terwujud dengan membuat konsep atau ide atau juga pengertian. Dengan demikian, buah atau hasil dari tangkapan akal disebut dengan istilah “konsep”. Jadi ide dan konsep dalam logika adalah sama artinya. Konsep atau ide atau juga pengertian adalah bersifat kerohanian dan dapat diungkapkan ke dalam bentuk kata atau istilah atau juga beberapa kata. Ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau istilah disebut dengan “term”.
Term sebagai ungkapan konsep jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka term itu dinamakan term sederhana atau term simpel, dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks. Dan kata sebagai suatu simbol untuk menyatakan konsep dibedakan antara dua macam, yaitu kata kategorimatis dan kata sinkategorimatis.
Adapun kata, bisa dibedakan menjadi kata kategorimatis dan kata sinkategorimatis. Kata kategorimatis adalah kata yang dapat mengungkapkan sepenuhnya suatu pengertian yang berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain, meliputi nama diri, kata sifat, istilah yang mengandung ungkapan umum. Kata sinkategorimatis adalah kata tidak dapat mengungkapkan suatu pengertian yang berdiri sendiri jika tidak dibantu dengan kata lain, misalnya kata adalah, jika, semua, maka, sebagian, barang siapa, dan, atau, dan sebagainya (Noor Ms Bakry, 1983). Dalam logika banyak dipakai istilah term. Term yang pasti punya pengertian, sedangkan kata ada yang punya pengertian ada juga bisa tida punya pengertian jika tidak di tambah dengan kata lain yang menyertainya.
Suatu hari, dengan pengalaman indria atau observasi empiric, mata kita melihat kuda, melihat warna putih, dan mendengar suara meringkik. Dalam diri kita kemudian terjadi dialog batin. Dari sinilah terbentuk pengertian atau konsep: kuda, putih, meringkik. Tepat tidaknya pengertian atau konsep tersebut tergantung kepada cara kita melakukan observasi. Ini merupakan masalah fisik, masalah indria, bukan masalah pikiran. Sekali indria mengobservasi, terbentuk pengertian atau konsep. Pengertian atau konsep merupakan data dalam proses berpikir lebih lanjut. Karena data ini berasal dari pengalaman empiric, maka disebut data empiric. Juga disebut data psikologik, karena data itu terbentuk melalui proses psikologis yakni melalui pengamatan indra.
Pengertian atau konsep tidak dapat disamakan dengan hayal atau fantasi. Sebagai contoh, jika kita melihat tali, melilit, dan pohon maka akan timbul hayalan atau fantasi tentang “tali melilit pohon”, walaupun mata kita ditutup. Yang terbayang dalambenak kita, seekor ular melilit tubuh kita. Itulah yang disebut dengan fantasi.
Membaca paparan di atas, kita dapat menemukan perbedaan antara pengertian atau konsep dengan hayal atau fantasi. Pengertian atau konsep bertitik pangkal dari pengamatan indria atau observasi empirik yang dilandasi oleh cara berpikir logis, sedangkan hayal dan fantasi tidak disadari oleh pikiran yang logis. Bahkan lebih dari itu, hayal atau fantasi tidak disadari oleh pengamatan indra maupun observasi empirik. Misalnya, ketika kita sedang termenung, tiba-tiba “berpikir” menemukan harta karun yang sangat banyak. Selanjutnya dengan harta itu kita membeli rumah yang mewah bak istana lengkap dengan isinya, mobil mewah, meminang gadis yang jelita, berlibur jauh ke tempat yang indah, dan seterusnya. Namun, ketika kita sadar dihadapkan kenyataan yang bebeda, karena memang hal itu hanya “ciptaan” hayali semata-mata yang tidak disadari oleh data empirik maupun pengamatan indria.
Konsep atau pengertian masih bersifat abstrak. Is berada dalam pikiran manusia. Konsep itu baru akan diketahui oleh orang lain jika dikongkretkan dan diganti oleh lambang. Lambang yang paling lazim digunakan yaitu bahasa. Bahasa memiliki sifat tersendiri yang berbeda dengan sifat-sifat yang dilambangkan. Kekurangperhatian dalam hal ini akan menyesatkan jalan pikiran. Di dalam bahasa, lambang pengertian adalah kata. Kata merupakan manifestasi dari konsep atau pengertian.
Dalam kenyataan, kita sering menggunakan kata berbeda untuk menyatakan suatu konsep atau pengertian. Dengan kata lain, terdapat beberapa buah kata yang mengandung makna sama atau bersamaan, misalnya: pintar, cakap, cerdik, pandai, mahir, cerdas. Kata-kata seperti itu dinamakan sinonim. Sebaliknya, kita pun sering menggunakan sebuah kata untuk menyatakan konsep yang berbeda, misalnya kata buku untuk menyatakan ruas (bambu) dan kitab. Kata-kata seperti itu disebut antonim.
Kenyataan di atas memperlihatkan bahwa sangatlah sulit untuk menemukan suatu istilah yang benar-benar mampu mewadahi suatu konsep. Kata yang pada dasarnya merupakan lambang untuk memanifestasikan konsep atau pengertian ternyata juga melibatkan nilai rasa yang cocok tentang apa yang sebenarnya hidup dalam batin kita.
Dalam percakapan atau diskusi, kita sering menemukan kesulitan karena kata yang kita gunakan sebagai lambang untuk mewujudkan konsep atau pengertian tertentu kadang-kadang sulit digunakan sebagai penghubung untuk menyamakan konsep atau pengertian orang lain. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dalam memilih dan memilah kata-kata agar tidak terjadi kesalahpenafsiran makna yang ditimbulkan dari kata-kata itu. Kita harus benar-benar menyadari bahwa setiap kata memiliki nilai rasa masing-masing. Hal ini sebagai pertanda bahwa kata memang merupakan alat atau tanda untuk mewujudkan konsep atau pengertian, namun alat itu tidaklah sempurna.
Sebenarnya, kata sulit dipahami maknanya, karena kita memang belum mewadahi konsep secara lengkap. Kata hanyalah lambang pikiran atau konsep yang terlepas satu sama lain. Kata-kata baru mendapat arti yang kongkret dan jelas jika sudah membentuk kalimat. Kalimat inilah sebenarnya yang merupakan satuan terkecil dalam bahasa yang mampu mewadahi suatu konsep atau pengertian. Kalimat lengkap yang baik, di dalamnya minimal mengandung dua unsur inti yaitu subjek (S) dan predikat (P).
Term, yaitu kata atau kelompok kata yang berfungsi sebagai S atau P. Kata atau kelompok kata yang tidak dapat berfungsi sebagai S atau P dalam pengertian logika bukan merupakan term. Dengan demikian, term terdiri atas kata atau kelompok kata, tetapi tidak semua kata atau kelompok kata berfungsi sebagai term.
Manusia menciptakan dan memproduksi bahasa untuk tujuan-tujuan komunikasi, manusia mencitakan kata-kata, simbol-simbol, serta istilah-istilah dengan maksud untuk menyatakan gagasan-gagasan maupun pemikiran-pemikiran. Oleh karenanya sebuah term dapat didefinisikan pernyataan verbal tentang suatu gagasan. Term adalah bunyi yang diartikulasikan dan berfungsi sebagai simbol dan tanda gagasan. Term biasanya bersifat konvensional dan dapat di pahami sebagai sebuah gagasaan atau segugus gagasan yang dinyatakan oleh wujud kata-kata. Kita membentuk gagasan atas dasar pemahaman kita terhadap benda-benda yang kita ketahui melalui daya tangkap pancaindera. Gagasan-gagasan ini selanjutnya direalisasikan dalam wujud kata-kata atau term.
Sekarang mulailah kita memasuki permasalahan logika yang pertama, tentang satuan terkecil dalam preposisi yaitu “kata”. Berbeda dengan ilmu bahasa yang menyelidiki kata dari segala aspeknya, penyelidikan Logika bertujuan mencari pengertian kata dan bagaimana penggunaaan setepatnya. Penyelidikan kata ini penting karena ia merupkan unsur yang membentuk pemikiran. Kata-kata mempunyai beberapa pengertian yaitu:
1. Positif, Negatif dan Privatif
Sesuatu kata yang mempunyai pengertian positif apabila mengandung penegasan adanya sesuatu, seperti gemuk (adanya daging), kaya (adanya harta benda), panda (adanya ilmu), terang (adanya sinar), dan sebagainya.
Suatu kata mempunyai pengertian negatif apabila diawali dengan salah satu dari: tidak, tak non atau bukan seperti; tidak gemuk, tak kurus, bukan kaya, dan sebagainya.
Suatu kata mempunyai pengertian provatif apabila mengandung makna tidak adanya sesuaatu , seperti kurus (tidak ada daging), bodoh (tidak adanya ilmu), miskin (tidak adanya harta).
Dalam sekema berikut ketiga pengertian itu menjadi jelas bedanya:
Positif Negatif Privatif
Dermawan
Cantik
Luas
Rajin
Kuat Tidak dermawan
Tidak cantik
Tidak luas
Tidak rajin
Tidak kuat Kikir
Jelek
Sempit
Malas
Lemah

2. Universal, Particular, Singular, Dan Kolektif
Sesuatu kata mempunyai pengertian universal apabila ia mengikat keseluruhan bawahannya tanpa kecuali; rumah kita, kursi hewan, tumbuhan, manusia dan sebagainya. Dimaksud adalah keseluruhan rumah tanpa kecuali; rumah kita, rumah tetangga kita, rumah teman kita; rumah kayu, rumah batu, rumah yang dekat, rumah yang jauh, pokoknya semua yang wujud disebut dengan rumah.
Suatu kata yang mempunyai pengertian pertikular apabila ia mengikat bawahan yang banyak tetapi tidak mencaku keseluruhan anggota yang diikatnya. Kata manusia adalah universal. Tetapi apabila sudah di batasi, betapapun banyaknya anggota yang diikat, maka mempunyai pengertian partikular seperti sebagaian manusia, sebagian besar manusia.
Jika pada kata universal anggota yang diikatnya adalah banyak tidak terbatas, maka pada kata singular adalah sebaliknya. Anggota yang menjadi bawahan kata singular adalah satu. Kata yang mempunyai pengertian singlar dapat dibedakan menjadi:
a. Nama unik yaitu nama yang memberi identitas berikut keterangan atau penjelasan suatu objek.
b. Nama diri yaitu nama yang diberikan kepada orang atau barang untuk tujuan identifikasi.
Suatu kata mempunyai pengertian kolektif apabila ia mengikat sejumlah barang yang mempunyai persamaan fungsi yang membentuk suatu kesatuan. Seperti: regu, tim, kesebelasan, panitia, dewan.
3. Kongkret dan Abstrak
Suatu kata mempunyai pengertian kongkret apabila ia menunjuk suatu benda, orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi tertentu seperti: buku, kursi, rumah, kuda, Hasan. Suatu kata mempunyai pengertian abstrak apabila ia menunjuk kepada sifat, keadaan, kegiatan yang dilepas dari obyek tertentu, seperti: kesehatan, kebodohan, kekayaan, kepandaian.
4. Mutlak dan Relatif
Suatau kata mempunyai pengertian mutlak apabila ia dapat di pahami dengan sendirinya tanpa membutuhkan hubungan dengan benda lain, seperti: buku rumah, kuda. Ia mempunyai relatif apabila tidak dapat dipahami demgan sendirinya, tetapi harus selalu ada hubungannya dengan benda lain, seperti: ayah, pemimpin, suami, kakek, kakak.
5. Bermakna dan tidak Bermakna
Jika kita selidiki setiap kata universal selalu mempunyai dua macam pengertian. Kita ambil kata ‘manusia’ maka ia mempunyai:
a. pengertian ‘manusia’ adalah kata yang tidak berikan kepada sembarang benda, tetapi kepada sesuatu yang mempunyai sifat-sifat tertentu
b. Barang yang dicakup oleh kata ‘manusia’ yakni: Hasan, budi, jhon, badu; manusia kulit kuning, maanusia kulit hitam, dan sebagainya
B. Pembagian Kata
Kata seperti sudah di katakan adalah pernyataan lahiriah dari pengertian. Namun kata tidak sama dengan pengertian. Pengertian yang sama sering kali dinyatkan dengan kata-kata yang berbeda. Sebaliknya kata-kata yang sama sering kali menyatakan pengertian yang berbeda pula. Kenyataan ini menyebabkan pentingnya dan betapa pentingnya memperhatikan arti setiap kata itu.
Arti setiap kata dapat dilihat dari dua sudut. Yang pertama ialah arti kata dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri. Arti kata itu dilihat terlepas dari fungsinya dalam suatu kalimat. Yang kedua adalah arti kata yang dilihat dari sudut fungsinya dalam kalimat yang kongkrit. Yang akhir ini biasa disebut ‘suposisi’ term. Dan yang di maksud dengan suposisi itu ialah arti khusus suatu term dalam kalimat yang tertentu, dipandaang dari sudut arti, isi, dan luasnya. Karena itu kata (term) perlu di bagikan menurut arti, isi, serta luasnya:
1. Kalau dibagikan menurut artinya, terdapatlah kata-kata:
a. univok (sama suara, sama artinya). Artinya, kata yang menunjukkan pengertian yang sama pula
b. Ekuivok (sama suara, tetapi tidak sama artinya). Kata yang menunjukkan pengertian yang berlain-lainan
c. Analog (sama suara, sedangkan artinya di satu pihak ada perbedaanya). Kata yang menunjukan banyak barang yang sama tetapi serentak juga berbada-beda dalam kesamaan itu.
2. Selanjutnya, kalau dilihat dari sudut isinya, terdapatlah kata-kata:
Sederhana, yang terdiri dari satu ciri saja (misalnya, kata ‘ada’ yang tidak dapat di uraikan lagi) [dan jamak yang terdiri dari beberapa atau banyak ciri (misalnya, kata ‘manusia’, yang dapat diuraikan menjadi makhluk dan berbudi). Dan kata-kata yang telah di jelaskan diatas diantaranya abstrak, kongkit, kolektif, individual.
Pentingnya kata-kata kolektif untuk pemikiran yang lurus ialah:
a. Apa yang dapat dikatakan tentang kelompok sebagai keseluruhan, belum tentu dapat dikatakan tentang masing-masing anggotanya.
b. Apa yang dikatakan tentang masing-masing anggotanya, belum tentu berlaku pula untuk keseluruhannya.

3. Dan akhirnya menurut luasnya dapatlah dibedakan:
Kata-kata yang termasuk dalam kategori ini yaitu singular, partikular dan universal. Dalam refrensi lain term dibedakan lagi berdasarkan kategori yaitu:
a. Substansi, suatu zat dasar yang dimiliki oleh suatu yang dapat berdiri sendiri; manusia, singa, gajah, pohon, bunga adalah semua pengertian yang dinyatakan secara gramatikal.
b. Kuantitas, jumlah atas sekian banyak diri atau pun satu diri yang memiliki besaran atau ukuran/memiliki nilai dan satuan; besar, kecil, panjang, lebar, dalam, luar dan sejenisnya.
c. Kualitas, sifat perwujudan sebagai ciri atau tanda pengenal; putih, panas, dingin, bagus, baik, hitam, jelek dan sejenisnya.
d. Relation (hubungan), hubungan dengan berbagai hal lain; mirip, sama, majikan, hamba, guru, murid, dan sejenisnya.
e. Aksi (tindakan), tindakan yang mempengaruhi dalam perbuatan; membangun, mengajar, melahirkan, dan sejenisnya.
f. Passi, kesan yang dipengaruhi dari perbuatan; dibangun, diajar, dilahirkan, dinasehati, diberitahu dan sejenisnya.
g. Ruang, tempat yang menyertai di mana sesuatu itu ada; di sini, di situ, di rumah, di kamar, di kampus dan sejenisnya.
h. Waktu, tempo yang menyertai kapan sesuatu itu ada; sekarang, kemarin, besok, bulan depan, minggu ini dan sebagainya.
i. Posisi, kedudukan sesuatau itu berada dalam suatu tempat; duduk, berdiri, berlutut, jongkok, terlentang dan sebagainya.
j. Keadaan, kepunyaan khusus yang menyertai kedudukan; bersenjata, berpakaian, berseragam, berpangkat, berduit dan sebagainya.
C. Kata Sebagai Predikat
Kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau predikat disebut term. Sebagai predikat, term dapat dibedakan menjadi:
1. Genus
2. Differentia
3. Spesia
4. Propia
5. Accedentia
Kelima term universal tersebut dalam bahasa arab disebut al Kulliyah al Khamsah, merupakan pembahasan kata yang sangat berguna bagi pembuatan definisi.
Genus adalah term yang mempunyai bawahan banyak dan berbeda, tapi kesemuanya mempunyai sifat sama yang mengikat keseluruhan bawahan yang berbeda-bedaitu. Dengan kata lain genus adalah term yang menyatakan hakikat sesuatu barang tetapi sebagian saja, belum melukiskan hakikatnya yang sempurna. Kerbau, kuda, gajah, kera, burung, manusia adalah berbeda, tetapi kesemuanya mempunyai sifat persamaan yang tak bisa dilepaskan dari masing-masing nama itu yaitu sifat kebinatangan. Jadi binatang adalah jenis. Term binatang belum memberikan secara sempurna tentang suatu kata, seperti: manusia adalah binatang; ia telah menyebut hakikat manusia tetapi belum seluruhnya.
Spesia adalah term yang menunjukkan hakikat yang berlainan tetapi sama-sama terikat dalam satu jenis. Manusia, kuda, lembu, kerbau, adalah spesia. Differentia adalah term yang membedakan satu hakikat dengan hakikat lain yang sama-sama terikat dalam satu jenis. Propria adalah term yang menyatakan sifat hakikat dari suatu spesia sebagai akibat dari sifat pembeda yang dimilikinya. Accidentia adalah term yang menunjukkan sifat yang tidak harus dimiliki oleh satu spesia.
D. Konotasi dan Denotasi serta Batasan-batasannya
1. Batas konotasi
Telah disebut dimuka bahwa pembahasan kata dalam Logika bertujuan mencari pengertian agar didapat penggunaan secara cermat. Ini agar setiap kata mempunyai pengertian yang tertentu serta merangkum semua sifat yang menjadi denotasinya, tidak lebih dan tidak kurang, sehingga dengan jelas membedakan pengertian yang satu dengan yang lainnya.
Dalam Logika ada sebuah batasan yang sangat terkenal tentang manusia yakni ‘binatang berfikir’. Mengapa pengertian manusia begitu sederhana?
Seperti kita ketahui, sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu subyek, inilah yang membentuk pengertian subyek itu. Apakah pengertian suatu subyek harus menyebut semua sifat yang dimiliki, jenis, differentia, propria, dan accidentianya? Tidak, pengertian suatu subyek cukup dengan menyebut sekedar sifat yang menunjukkan pengertiannya. Jadi kita tidak usah menyebut propria serta accidentianya, tetapi cukup jenis kita telah dapat mengetahui golongan mana subyek tersebut di masukkan. Dengan sifat pembeda kita dapat membeda, subyek tersebut dengan subyek yang lain yang terikat dalam golongan itu. Maka pengertian manusia cukup dengan ‘binatang yang berfikir’ karenia inilah sifat yang terpenting. Kita tidak perlu menyebut sifat lain yang dimilki manusia, seperti; berjual-beli, kawin, membuat lembaga, membuat pemerintahan, juga sifat seperti; kaya, gemuk, kurus, kriting dan sebgainya.
2. Batas denotasi
Kesulitan kita dalam membicarakan denotasi adalah yang menjadi kesatuannya: jenis, spesia, keadaan khusus individunya? Misalnya term buku, apakah denotasinya? Sekedar yang disebut buku, buku cetak atau buku tentang subyek tertentu, apa pula denotasinya manusia? Kelompok berdasarkan warna kulit tempat tinggal atau individunya. Logika menetapkan batas konotasi adalah spesia yakni jenis yang dihadirkan sifat pembedanya. Karena keduanya menggunakan spesia sebagai batas, maka antar konotasi dan denotasi terjadi perbandingan terbalik, yakni semakin bertambah pengertian yang membentuk konotasi, semakin kuranglah kesatuan yang dicakup denotasi dan sebaliknya. Semakin kurang pengertian yang membentuk denotasi semaki luaslah pengertian yang membentuk konotasi, semakin luaslah kesatuan yang dicakup denotasi.
3. Makna Konotasi dan Makna Denotasi
Perhatikan contoh berikut ini.
a. Anton menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut.
b. Anton membeli kambing hitam kemarin sore.
Kata “kambing hitam” pada kalimat (a) tidak diartikan sebagai seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam. Karena, jika diartikan demikian, makna keseluruhan kalimat tersebut tidak logis atau tidak dapat dipahami. Makna kata “kambing hitam” pada kalimat (a) adalah tersangka dalam suatu perkara yang tidak dilakukan. Makna “kambing hitam” pada kalimat (a) inilah yang disebut dengan makna konotasi. Berbeda halnya dengan kalimat (a),”kambing hitam” pada kalimat yang (b) memiliki makna seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam. Makna “kambing hitam” pada kalimat (b) inilah yang disebut dengan makna denotasi.
Secara singkat makna konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yang diberikan pada kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas dan menarik. Sedangkan makna denotasi adalah makna sebenarnya yang terdapat pada kata tersebut. Atau secara singkat makna denotasi diartikan sebagai makna sebenarnya.
BAB III
ANALISI KRITIS

Kata (term) dalam Logika
A. Pembagian Term Menurut Konotasi
1. Term Konkrit artinya suatu term yang menunjukkan suatu benda yang mempunyai kualitas dan eksistensi. Contoh : seperti meja, rumah, radio, televisi, mobil, motor.
2. Term Abstrak yaitu term yang menyatakan kualitas atau kualitas yang terlepas dari eksistensi tertentu. Contoh : putih dan suci, merah dan kekuatan, kepahlawanan.
B. Pembagian Term Menurut Denotasi
Term umum yaitu dapat mencakup setiap anggota suatu klas dengan arti yang sama, misalnya: mahasiswa, buku, warga, dan lain-lain. Kemungkinan pemakaian term umum bagi benda-benda yang terbatas jumlahnya dalam suatu klas tergantung pada kenyataan bahwa benda-benda ini memilki sifat umum. Term Umum masih dibagi menjadi :
a. Universal: Sifat umum yang berlaku di dalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, misal orang , manusia, mahasiswa, binatang,
b. Kolektif : Sifat umum yang berlaku di dalamnya menunjukkan pada suatu kelompok tertentu sebagaian kesatuan, misalnya : rakyat Indonesia, bangsa Cina, Mahasiswa IAIN.
c. Term Khusus yaitu hanya menunjukan sebagian dari keseluruhan sekurang - kurangnya satu bagian atau satu hal. term khusus juga dibedakan yaitu :
1. Partikuler : Sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjukan sebagian tidak tertentu dari suatau keseluruhan, misalnya: sebagian manusia, sebagian mahasisiwa, sebagian hewan yang dapat hidup di air.
2. Singular : sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjukkan pada satu hal atau satu himpunan yang mempunyai hanya satu anggota, misalnya: presiden pertama RI, dosen logika FIB, kepala rumah tangga

C. Pembagian Term Menurut Kandungan Makna.
a. Makna penuh yaitu bila makna suatu term itu betul-betul sepenuhnya arti yang yang dikandungnya. Seperti: “Saya membeli rumah”, pengertian rumah di sini betul-betul rumah dalam arti yang sebenarnya bukan sebagian dari rumah.
b. Makna kandungan yaitu bila dengan term itu yang dimaksud hanya sebagian dari term yang dinyatakan. Seperti : “Saya sedang memompa sepeda”, maka yang dipompa adalah ban sepeda, bukan sepeda.
c. Makna lazim yaitu bila term itu yang dimaksud sama sekali dikeluarkannya, tetapi lazim mengikuti trem yang disebut. Seperti: “Tadi pagi saya memasak di rumah”, maksudnya ialah memasak di dapur, sebab dapur adalah bagian dari rumah.
BAB IV
KESIMPULAN

Konsep atau ide atau juga pengertian adalah bersifat kerohanian dan dapat diungkapkan ke dalam bentuk kata atau istilah atau juga beberapa kata. Ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau istilah disebut dengan “term”.
Term sebagai ungkapan konsep jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka term itu dinamakan term sederhana atau term simpel, dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks. Dan kata sebagai suatu simbol untuk menyatakan konsep dibedakan antara dua macam, yaitu kata kategorimatis dan kata sinkategorimatis.
Adapun kata, bisa dibedakan menjadi kata kategorimatis dan kata sinkategorimatis. Kata kategorimatis adalah kata yang dapat mengungkapkan sepenuhnya suatu pengertian yang berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain, meliputi nama diri, kata sifat, istilah yang mengandung ungkapan umum. Kata sinkategorimatis adalah kata tidak dapat mengungkapkan suatu pengertian yang berdiri sendiri jika tidak dibantu dengan kata lain, misalnya kata adalah, jika, semua, maka, sebagian, barang siapa, dan, atau, dan sebagainya (Noor Ms Bakry, 1983). Dalam logika banyak dipakai istilah term. Term yang pasti punya pengertian, sedangkan kata ada yang punya pengertian ada juga bisa tida punya pengertian jika tidak di tambah dengan kata lain yang menyertainya.
Kata-kata mempunyai beberapa pengertian yaitu:
a. Positif, Negatif dan Privatif
b. Universal, Particular, Singular, Dan Kolektif
c. Kongkret dan Abstrak
d. Mutlak dan Relatif
e. Bermakna dan tidak Bermakna
Kata (term) perlu di bagikan menurut arti, isi, serta luasnya:
Kalau dibagikan menurut artinya, terdapatlah kata-kata:
a. univol (sama suara, sama artinya)
b. Ekuivok (sama suara, tetapi tidak sama artinya
c. Analog (sama suara, sedangkan artinya di satu pihak ada perbedaanya).
Kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau predikat disebut term. Sebagai predikat, term dapat dibedakan menjadi:
a. Genus
b. Differentia
c. Spesia
d. Propia
e. Accedentia
Secara singkat makna konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yang diberikan pada kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas dan menarik. Sedangkan makna denotasi adalah makna sebenarnya yang terdapat pada kata tersebut. Atau secara singkat makna denotasi diartikan sebagai makna sebenarnya















DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Muhammad, Logika Selayang Pandang, Kanisius, Yogyakarta, 1983
Surajiyo, sugeng Astanto, Sri Andiani, Dasar-Dasar Logika, Bumi Aksara, Jakarta, 2005
Sumaryono, Dasar-Dasar Logika, Kanisus, Yogyakarta, 1999
Mundiri, Logika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996
Puspoprodjo dan Gilarso, Logika Ilmu Menalar, Pustaka Grafika, Bandung, 1999
http://bahasakebanggaan.blogspot.com/2009/01/makna-konotasi-dan-makna-enotasi.html
http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=56
http://tugasfikom.blogspot.com/2008/10/term-dan-definisi-dalam-logika.html

yel-yel motivasi

Yel-Yel Motivasi

Yel-Yel Motivasi berasal bahasa inggris yaitu dari kata yell yang berarti teriakan. Sedangkan motivasi berasal dari kata motivate diambil kata bendanya yang berarti pendorong. Jadi yel-yel motivasi ialah teriakan-teriakan yang keras yang bertujuan memberikan dorongan agar seseorang semangat dalam melakukan sesuatu. Motivasi ini merupakan motivasi ekstrinsik yang menumbuhkan semanagat, minat, dan gairah untuk melakukan tindakan dari luar diri seseorang. Motivasi ini membantu menumbuhkan atau menyempurnakan rasa semangat pada diri seorang siswa karena pada hakikatnya setiap anak mempunyai motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik itu mudah sekali hilang dikarenakan lingkungan dan teman-teman yang kurang mendukung. Dan yel-yel motivasi ini biasanya dipakai dalam kegiatan seperti kegiatan di alam bebas outbound, pramuka, atau dalam suatu kompetisi.
Yel-yel ini baik juga diterapkan dalam proses pembelajaran karena dengan pembelajaran yang inovatif hubungan antara guru dan siswa itu lebih dekat, akhirnya akan tumbuh kenyamanan dan rasa senang belajar dengan seorang guru yang inovatif tersebut. Berbagai eksperimen dilakukan para ahli-ahli psikologi tentang proses belajar mengajar berhasil mengungkapkan serta menemukan sejumlah prinsip atau kaidah yang merupakan dasar-dasar dalam melakukan proses dan mengajar atau pembelajaran. Sehubungan dengan itu ada berbagai prinsip yang dikemukakan oleh para ahli dibidang psikologi pendidikan yaitu law of effect, bila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi dan diikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka hubungan itu diperkuat. Sebaliknya jika hubungan itu diikuti dengan perasaan tidak menyenangkan maka hubungan itu akan melemah. Jadi hubungan belajar akan diperkuat apabila menumbuhkan rasa senang atau puas (Thorndike). Law of Readiness yaitu bila satuan-satuan dalam sistem syaraf telah siap berkonduksi, dan hubungan itu berlangsung, maka terjaminnya hubungan itu akan memuaskan. Dalam hubungan ini tingkah laku baru akan terjadi apabila yang belajar telah siap belajar.
Yel-yel motivasi dilakukan ketika murid sedang mengalami penurunan perhatian, jadi tidak hanya dilakukan diawal atau di akhir pertemuan saja bisa juga diterapkan ditengah sesuai dengan kebutuhan. Seperti sebuah sekolah di Australia disana terbiasa melakukan yel-yel diakhir pertemuan dengan dengan gerakan-gerakan yang berfungsi merefress para siswa.
Bentuk-bentuk yel-yel yang dipakai dalam kelas itu biasanya berbeda dengan sekolah-sekolah lain. Karena yel-yel ini bisa dibuat oleh guru atau siswa sendiri lebih menarik dan baik contoh:
1. Yel-yel kelas
Ketika guru masuk da mengucapkan salam lalu mengucapkan selamat pagi para siswa menyaut dengan:
SELAMAT PAGI…. SELAMAT PAGI…. SELAMAT PAGI PAK GURU…
SEMANGAT…… SEMANGAT…… DAN SEMANGAT….
ALLAHU AKBAR…….
2. Yel-yel pelajaran
Ketika guru menemukan siswa yang ramai, konsentrasinya kurang ke pelajaran, dan kurang berminat mengikuti pelajaran. Guru mengatakan kata semangat maka para siswa menyaut:
SEMANGAT ….…. SEMANGAT ….…. SEMANGAT BELAJAR !!!
AYO SEMANGAT !!!
ALLAHU AKBAR …….